Heading 1
Heading 1
Festifal Lampu Colok 1

Ada sebuah tradisi unik yang hanya ada saat bulan Ramadhan, tradisi ini biasanya dilakukan oleh masyarakat Riau, terutama yang mendiami pantai timur. Tradisi ini sudah berlangsung turun temurun, masyarakat Riau menyebutnya tradisi menghidupkan lampu colok. Lampu colok adalah alat penerangan sederhana yang dibuat dari botol kaca ataupun kaleng, di dalam botol ini akan di masukkan sumbu kompor dan nantinya akan ditambah minyak tanah sebagai bahan bakar. Kegunaan lampu ini sebagai penerangan di halaman rumah saat malam hari, karena pada zaman dahulu tiada lampu listrik.
salah seorang pemuda menghidupkan colok dalam festival colok di PekanbaruBiasanya tradisi ini di mulai pada hari ke 27 dari Ramadhan sampai dengan hari ke 30 Ramadhan,
masyarakat melayu menyebut malam ini dengan sebutan malam 27 liqur. Filsofi yang terkandung dalam menghidupkan colok selama 3 hari ini adalah, orang-orang tua zaman dahulu percaya akan keistimewaan malam ke 27 Ramadhan. ​Mereka percaya bahwa hari ke 27 adalah jatuhnya malam Lailatul Qadar, malam yang lebih baik dari 1000 malam. Pada malam ini, malaikat-malaikat akan turun ke permukaan bumi dan akan masuk ke rumah-rumah untuk mencatatkan amal baik yang diperbuat umat manusia selama bulan Ramadhan. Karena pada zaman dahulu tiada listirik, maka lampu ini berfungsi sebagai penunjuk jalan bagi malaikat-malaikat ini.